Minggu, 06 Februari 2022

Memori Tentangmu

Rintik hujan pagi ini, membuaiku dalam sebuah memori yang takkan pernah bisa terhapus.

"Bolos yuk..."
"Kan hari ini ada ulangan Bahasa Inggris, ntar nilai kita langsung kebakar kalau bolos..."
"Yahhh...emang kamu ga tahu kalau ulangannya ga jadi, Bu Herny kan ijin hari ini..."
"Trus gimana nasib ulangan hari ini?"
"Yach ga tahu, tadi pak Edi ngumumin di kelas katanya ulangannya ga jadi karena Bu Herny berhalangan hadir, anaknya sakit."
"Owalah...aku sie kemana tadi?" Sambil cengar-cengir.
"Lagian hari ini kita cuma bersih-bersih buat tes besok."
"Ok dech...Otw kemana kita?"
"Goa Jatijajar."
"Ok..."

Setelah isi absen kelas aku dan Benny pergi ke Goa Jatijajar.

Kami mengendarai motor Ninja berwarna Hijau muda miliknya. 
Diperjalanan handphone berdering.
"Ben... Berhenti dulu...tuh Handphone mu bunyi."
"Biarin aza...nanti disana baru dibuka, kalau penting nanti juga telpon lagi."
"Ok."

Baru sekitar sepuluh menit berlalu, dering handphone kembali berbunyi, kali ini berkali-kali sehingga merusak konsentrasi Benny. Benny merogoh ke saku celananya. 
"Berhenti aza Ben....!"
"Bahaya tau...naik motor sambil pegang HP!"
"Ngga papa, aku cuma mo ambil, nanti kamu yang angkat."

Baru beberapa saat aku selesai berucap, ternyata kami melewati perempatan.
Lampu merah menyala diarah kami, tapi Benny tidak menyadarinya. Dari arah berbeda mobil melaju kencang dan menabrak kami.

Aku terpental jauh, sekitar 10 meter. Benny terdorong jauh dan menghantam tembok sebuah rumah warga.
Aku sempat berteriak memanggil Benny, tapi dia tak menyahut. Setelah itu aku pingsan karena benturan benda keras dikepalaku. Saat aku terbangun, aku sudah berada di RS. 

"Benny...," teriakku saat siuman.
Mamaku terperanjat dari tidurnya mendengarku berteriak.
Saat itu jam dua dini hari dihari ketiga setelah kecelakaan itu.
"Kamu sudah sadar sayang...?" tanya mamaku sambil berlinang air mata. Entah perasaan apa yang dirasakannya saat itu. Rasa syukur atas keadaaan putrinya yang sudah siuman dari pingsan selama tiga hari, juga sedih karena jika putrinya tahu Benny pacarnya meninggal tentu sang putri akan sangat bersedih. Karenanya mama tak mengatakan apapun soal Benny.

"Semoga engkau tenang disana dan mendapatkan tempat yang layak disisiNya," doaku dalam setiap akhir sujudku teruntukmu kekasihku.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ibu sambung untuk anak-anakku

Kali ini apalagi yang membuat Iren uring-uringan. Tak hentinya ia mengomel dari tadi pagi. Yang cucian tidak ada habisnya, kamar anak-anak b...