Jumat, 19 Maret 2021

Geng Teletubbies

Geng Teletubbies

See the source image

    Tahun ini adalah tahun pertamaku di sekolah menengah pertama. Dimulai dengan masa orientasi siswa (MOS) yang berlangsung selama tiga hari. Senang rasanya aku sudah jadi siswi SMP. Tempat baru, pengalaman baru. Meski jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh, tetapi tidak menyurutkan niatku untuk bersekolah disana. SMP yang populer ditempatku. Hari-hari pun berlalu dengan sangat menyenangkan. Aku mendapatkan banyak teman baru. Sebut saja mereka, Nunung, Triyani, Prapto, Sulung, Trinil, Bangkit, dan Slamet. Mereka satu kecamatan denganku. 

    Aku masuk dikelas 1A dengan jumlah siswa 38. Karena rumahku yang cukup jauh dari SMP, maka orang tuaku memutuskan untuk menitipkan aku dirumah sanak keluarga yang rumahnya dekat dengan SMP tempatku sekolah. Dirumah pamanku itulah aku mempunyai teman baru yaitu Pungki, Rina dan Indri yang kebetulan adalah teman satu kelas denganku. semakin hari kamipun semakin akrab. Kebetulan juga hobi kami sama yaitu bermain bola volly dan mendengarkan musik. Karena keakraban kami, maka kamipun memutuskan untuk membuat sebuah geng. Kebetulan ada film anak-anak dengan judul baru muncul. Di film itu ada empat tokoh bernama Tingki Wingki, Dipsi, Lala dan Pooh. Karena kami juga berempat dan kebetulan juga menyukai film itu, kamipun akhirnya sepakat menamai geng kami dengan judul film tersebut yaitu "Teletubies". 

    Hampir setiap hari kami selalu bersama. Saat di sekolah, mengerjakan tugas, dan bermain. Karena hobi kami sama, maka kamipun masuk dalam kegiatan eskul yang sama, yaitu Volly. Eskul yang dilaksanakan dua kali dalam seminggu itu membuat persahabatan kami makin kuat. Meski tidak setiap hari kami berangkat eskul, tapi karena di wilayah kami Volly termasuk permainan yang banyak dilakukan, maka kamipun sering mengikuti permainan Volly di luar sekolah. Hanya saja meski hobi kami sama, tapi kemampuan bermain kami sangat berbeda terutama aku, karena demam panggungku, aku tidak bisa berkembang seperti teman-temanku. Setiap kali ada yang memberikan sorak sorai disaat bermain, permainanku selalu meleset dan tidak bisa konsentrasi.

    Satu tahun pun berlalu. Kami naik ke kelas dua dengan kelas yang berbeda-beda. Meski begitu, kami masih tetap sering bersama. Meski eskul tetap berjalan dengan jadwal yang sama seperti tahun sebelumnya, namun karena kegiatan yang berbeda membuat intensitas kebersamaan kami sedikit berkurang. Di sisi lain teman kamipun bertambah. Dengan kelas yang berbeda tentu kami mendapatkan teman yang berbeda pula.Di tahun kedua ini, aku memutuskan untuk tinggal dirumah saja, berangkat sekolah dari rumah. Alasanku adalah karena temanku banyak yang searah denganku jika aku berangkat dari rumah. Tentunya alasan yang paling mendasar adalah karena aku ingin tinggal dengan orang tuaku saja, tidak dengan orang lain, meskipun mereka masih keluargaku, meskipun mereka sangat baik padaku, tetapi tetap saja aku ingin tinggal dirumah saja dengan orang tuaku. Setiap hari bersepeda dengan teman, bangun pagi-pagi sekali supaya tidak terlambat ke sekolah, supaya tidak tertinggal oleh teman yang lain. Kunikmati hari-hariku bersekolah dengan mengendarai sepeda. 

Di tahun ketiga, aku kembali bersama satu kelas dengan geng Teletubies. Kami melalui hari-hari bersama kembali. Sampai pada akhirnya hari kelulusan kami pun tiba. Kami pun berpisah. Kami tidak melanjutkan ke sekolah yang sama. komunikasipun mulai terputus. Terutama aku, karena aku tidak tinggal di wilayah yang sama dengan mereka. Akulah yang tidak bisa berkomunikasi dengan mereka. Meski begitu geng Teletubies selalu melekat erat di hatiku. Aku selalu merindukan sahabatku. 


    

6 komentar:

  1. Balasan
    1. maaf kodahnya maksudnya... he.. trimakasih sudah memberikan apresiasi...

      Hapus
  2. Mantap.. Tulisan yang menarik. Semangat terus ya.

    BalasHapus
  3. Masya Allah tulisan yang bagus, sungguh memberi inspirasi buat saya. Barrakallah, semoga lebih banyak lagi buku yg diterbitkan, semoga saya juga ikut ketularan.... Aamiin

    BalasHapus

Ibu sambung untuk anak-anakku

Kali ini apalagi yang membuat Iren uring-uringan. Tak hentinya ia mengomel dari tadi pagi. Yang cucian tidak ada habisnya, kamar anak-anak b...