Jumat, 07 Mei 2021

Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan



      

Sebagian orang bermimpi untuk sukses, 

sedangkan sebagian lainnya bangun di pagi hari dan mewujudkannya. 

- Wayne Huizenga

Sebuah mimpi sah-sah saja jika dimiliki oleh seseorang. karena dengan bermimpi kita memiliki gairah hidup. Seorang penulis tentunya bermimpi untuk menciptakan sebuah buku karya pribadi. Sebuah buku akan tercipta jika sudah melalui proses penyuntingan terlebih dahulu, atau yang lebih sering dikenal dengan kata Proofreading.

Narasumber kita kali ini akan mengulas tentang "Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan". Siapakah beliau?

BIODATA SINGKAT

Nama lengkap                   : Susanto, S.Pd.

Nama Komunitas              : Pak D

Tempat, tanggal lahir        : Gombong Kebumen, 29 Juni 1971

Jenis kelamin                     : Laki-Laki

Pekerjaan                           : Guru Kelas SDN Mardiharjo, Kab. Musi Rawas, Prov. Sumatera  Selatan

Pendidikan terakhir           : S1 PGSD

Alamat lengkap                 : Jalan Pesantren Dusun 2 Desa D. Tegalrejo, Kec. Tugumulyo, Kab. Musi Rawas, Sumatera Selatan

Nomor HP/WA                 : 081373353014

Alamat blog pribadi          : www.blogsusanto.com

Akun media sosial :

a.  Facebook: https://www.facebook.com/Susantomusirawas/

b. Twitter: @antok_eni

c. Instagram: @susanto_eni/

Untuk moderator hari ini adalah ibu Rita Wati.

Berikut adalah penjelasan Pak D tentang Proofreading.

Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan.

Mengedit dan mengoreksi adalah langkah berbeda dalam proses merevisi teks. Pengeditan dapat melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, tetapi proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi.

Menurut "penerbitdeepublish" ada  beberap langkah dalam melakukan pengeditan dan proofreading.

1. Pengeditan Konten

Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian.

2. Pengeditan Baris

Merevisi penggunaan bahasa untuk mengomunikasikan cerita, ide, atau argumen seefektif mungkin. Ini mungkin melibatkan perubahan kata, frasa dan kalimat serta penyusunan ulang paragraf untuk meningkatkan aliran teks. 

3. Menyalin Pengeditan

Memoles kalimat individual untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Salinan dari editor tidak mengubah konten teks, tetapi jika kalimat atau paragraf ambigu atau canggung, mereka dapat bekerja dengan penulis untuk memperbaikinya.

4. Proofreading

Yang keempat adalah Proofreading:
1.  Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya
penerbit
2.  Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI
3.  Konsistensi nama dan ketentuan
4.  Perhatikan judul bab dan penomorannya

Melakukan proofreading sesungguhnya kita akan bertindak sebagai seorang “pembaca” dan menilai apakah karya tulis si penulis sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit. Harapannya, setelah melewati tahapan proofreading, karya tulis tersebut bisa lebih mudah dipahami pembaca.

Seperti halnya saat menulis di blog pribadi. Meskipun blog itu milik pribadi dan bebas, kita juga harus memperhatikan kenyamanan pembaca. Selain typo Kesalahan kecil yang sering terjadi adalah saat memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya. Cara mudah untuk memeriksa kesalahan kita dalam mengetik adalah menekan tombol CTRL bersamaan dengan tombol huruf F (CTRL+F). Lalu, ketikkan tanda koma. Maka akan muncul highlight teks dengan warna kuning. Setelah itu kita periksa apakah ada kesalahan atau ada spasi antara kata dengan tanda koma. Hal yang sama juga di lakukan pada tanda baca lainnya. Jika hal ini kita lakukan maka pos blog menjadi bersih dari kesalahan pengetikan.

Kesalahan kecil lainnya yang biasa dilakukan adalah penulisan di- sebagai awalan dan di sebagai kata depan.  Perlu sedikit keterampilan untuk membedakan keduanya. Jika kata yang mengikuti di adalah verba atau kata kerja maka ditulis serangkai dan kata itu ada bentuk aktifnya yaitu jika diberi imbuhan me-.

Sebagai penulis harus memahami PUEBI dan EYD. Alat yang digunakan oleh Pak. D untuk melakukan proofreading adalah puebi daring dan kbbi daring.

Sebuah kalimat menurut YAOS SEO maksimal terdiri dari 20 kata.

Begitu penjelasan dari Pak D. Dan di akhir sesi beliau memberikan beberapa flyer PUEBI sebagai bahan penulis agar tidak salah dalam menuliskan kalimatnya.

Pelatihan menulis gelombang 18
Hari Jum'at 7 Mei 2021
Oleh Bapak Susanto, S.Pd



10 komentar:

  1. Tulisan yang padat namun bergizi๐Ÿ˜

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih... saya masih kesulitan saat materinya inti semua...dalam menjabarkan materinya menggunakan bahasa sendiri

      Hapus
  2. openingny mantap..resumenya bagus bu..๐Ÿ‘๐Ÿ˜Š

    BalasHapus
  3. Mantul, terima kasih sudah membuatkan resumennya. Memoles sedikit dengan bahasa sendiri akan lebih bagus lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ia bapak...terimakasih...saya memang merasa masih kesulitan dalam menjabarkan materi yang semuanya menurut saya isi semua

      Hapus

Ibu sambung untuk anak-anakku

Kali ini apalagi yang membuat Iren uring-uringan. Tak hentinya ia mengomel dari tadi pagi. Yang cucian tidak ada habisnya, kamar anak-anak b...