Minggu, 06 Februari 2022

Bak Primadona

Puber 
Kata yang tepat tersemat untukku saat itu. Bagaimana tidak. Masa itu aku mulai merasakan bahwa dia ganteng, dia manis, dia perpaduan keduanya. Kenapa banyak dia. 

Nas yang manis, Udin yang ganteng dan Eko yang perpaduan. Bak primadona, aku terbuai oleh godaan lamunan angan yang menjadi nyata. Ya... Mereka memperebutkan ku. Bak primadona desa. 

Sepucuk surat kuterima. Pernyataan Cinta dari Nas. Owh... betapa senangnya hatiku saat itu. Memang itu yang kutunggu. Disana tertulis
"Anggra... Kuberanikan mengungkapkan isi hatiku, setelah kuyakinkan kepada mereka bahwa akulah yang pantas untukmu."

Saat itu aku tak tahu makna sebenarnya dari kalimat itu. Ku hanya merasa sedikit bangga. Ya, karena tebakanku benar. Mereka bertiga memperebutkan aku. Dan memang yang paling kusukai, Nas yang manis. Senyumnya yang menampilkan lesung pipi. Tatapan matanya yang tak pernah dapat kubalas. Karena setiap kali dia menatapku, jantung ku serasa berhenti berdetak. Begitulah cinta dimasa puberku.

Cinta itu berlanjut. Tapi pertemananku dengan Udin dan Eko terhenti saat itu. Mereka menjauh setiap kali bertatap muka atau berpapasan. Ada kenikmatan yang hilang. Rasa diperebutkan. Apakah salah. Entah... 

Saat itu aku menikmati. Bahkan Nas bukanlah kekasihku satu satunya. Ada Beny dihatiku yang lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ibu sambung untuk anak-anakku

Kali ini apalagi yang membuat Iren uring-uringan. Tak hentinya ia mengomel dari tadi pagi. Yang cucian tidak ada habisnya, kamar anak-anak b...