Minggu, 28 Maret 2021

Kurikulum Ngumpet

Malam ini dalam program ngobrol bareng yang diprakarsai oleh Bapak Wijaya Kusuma atau dikenal dengan Om Jay mengangkat tema 

"Kurikulum ngumpet"
(Hidden Curriculum)
by Capri Anjaya

Acara ini dimoderatori oleh ibu Rita Wati dari Bali, dengan host nya adalah Bapak Fajar Tri Laksono dan ko Hostnya adalah ibu Capri Anjaya sendiri selaku pembuat buku Kurikulum Ngumpet.

Adapun susunan acara pada webinar ini adalah :
1. Pembukaan
2. Penyampaian materi
3. Tanya jawab
4. Penutup

Acara dibuka dengan berdoa sejenak dan membaca basmalah, sesuai keyakinan masing-masing.

Sebelum dilanjutkan sesi materi oleh moderator disajikan profil dari ibu Capri Anjaya terlebih dahulu.
Karena ada sebuah istilah " Tak kenal maka tak sayang "

 
 
Ibu Capri Anjaya membagikan ilmunya tentang Kurikulum Ngumpet. Beliau sharing tentang asal mula dibuatnya buku Kurikulum Ngumpet, di dalamnya isinya apa, dan manfaat apa yang beliau kehendaki untuk masyarakat terima setelah membaca buku Kurikulum Ngumpet ini.
 
Mengapa dinamakan Kurikulum ngumpet. Kurikulum Ngumpet atau Hidden curriculum pada dasarnya merupakan kurikulum yang direncanakan maupun tidak direncanakan, tetapi tidak dituliskan dan diungkapkan secara eksplisit sebagai bagian dari kurikulum.

Di dalam Kurikulum Ngumpet terdapat nilai-nilai yang ditanamkan oleh guru kepada siswanya yaitu :
1. Nilai-nilai religius
seperti kasih sayang, jujur, rendah hati, taqwa, hormat pada orang tua.
2. Nilai-nilai sosial
seperti toleransi, kerjasama, terbuka, tenggang rasa, menghargai orang lain, empati dan        sejenisnya
3. Nilai-nilai moral
seperti sikap adil, persamaan, kesetaraan, hak asasi, membela kebenaran.
4. Nilai-nilai ekonomi
seperti sikap hemat (efisien), rajin, ulet, gigih, disiplin.
5. Nilai-nilai bernegara
seperti cinta tanah air dan patriotisme

Di tengah-tengah penjelasan tentang Kurikulum Ngumpet, kami peserta Webinar diberikan sebuah video yang sangat menginspirasi. 
Video tersebut bercerita tentang seorang guru yang memiliki seorang ibu yang sudah pikun. Karena dia hanya tinggal berdua dengan ibunya, maka dia memutuskan setiap hari membawa ibunya kesekolah, masuk di dalam ruang kelasnya, dengan alasan agar dia bisa berkonsentrasi dalam mengajar. Dengan membawa ibunya bersamanya, dia tidak perlu khawatir ibunya akan menghilang. Bahkan siswanya ikut menjaga ibunya. Salah seorang siswanya sampai mengungkapkan kepada orang tuanya, "Suatu saat nanti, disaat ibu sudah tidak mampu pergi sendiri, beraktivitas sendiri, maka aku yang akan membantu ibu melakukan semua aktivitas itu". 
Itu menandakan guru dalam video tersebut telah berhasil menanamkan rasa hormat dan kasih sayang kepada orang tuanya dihati para siswa tanpa harus mengatakan "Anak-anak kita harus menghormati orang tua", atau kata-kata lain sejenisnya, karena sebuah contoh nyata akan lebih mengena kepada orang lain dibandingkan hanya dengan sebuah kata perintah saja.

Dalam video tersebut terdapat nilai-nilai yang dapat ditanamkan kepada siswa antara lain :

1. Nilai-nilai religius = kasih sayang, hormat pada orang tua.
2. Nilai-nilai sosial = kerjasama, menghargai orang lain, empati.
3. Nilai-nilai moral = sikap adil, tanggung jawab.
4. Nilai-nilai ekonomi = rajin, gigih, dan disiplin.
5. Nilai-nilai bernegara = cinta tanah air

Setelah memaparkan materi dan contoh kurikulum ngumpet, kami ditantang dengan sebuah pertanyaan refleksi " Apa yang Anda Pikirkan Setelah Mendengarkan Penjelasan Kurikulum Ngumpet?".
Bagi saya, saya sungguh merasa jadi seseorang yang masih belum bisa jadi teladan bagi orang lain, bagi siswa saya. Karena selama ini, meskipun saya sudah memberikan contoh-contoh keteladanan, namun masih belum bisa konsisten, lebih sering hanya sebuah perintah.

Dalam buku ini, terdapat tulisan dari 19 orang pendidik yang patut menjadi inspirasi bagi guru yang lain. Bukan berarti guru-guru lainnya belum patut menjadi tauladan, hanya saja masih perlu peningkatan dan konsistensi yang tinggi dalam memberikan keteladanan.
 
Dr. Capri Anjani menyampaikan bahwa Kurikulum Ngumpet ini merupakan sarana ampuh untuk mentransfer atau menanamkan nilai-nilai religius, sosial, moral, ekonimi dan bernegara. 
 
Namun kurikulum saja tidaklah cukup. 
Gurunya sendiri juga harus berubah, tidak sekedar menjadi pengajar, tetapi juga menjadi pendidik.
 
Setelah penyampaian materi diadakan sesi tanya jawab. Dalam sesi ini antusias para peserta webinar sangat tinggi, sampai-sampai banyak pertanyaan yang belum bisa terjawab. Dikarenakan ibu Capri Anjani sendiri memiliki jadwal kegiatan lain yang harus beliau lakukan.
Di akhir acara beliau memberikan closing statemen yang luar biasa :
 
"Apapun pelajarannya, jadilah guru yang dapat mendidik apapun mata pelajaran yang diajarkan, tidak hanya mengajarkan bidang studinya saja, tetapi menjalankan nilai-nilai yang akan kita sampaikan kepada murid, tidak hanya sekedar memerintah saja, kalau mampu melakukan hal tersebut maka ia boleh dikatakan layak menjadi guru, jika tidak mampu maka berhentilah menjadi guru."
 
 


 
 
 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ibu sambung untuk anak-anakku

Kali ini apalagi yang membuat Iren uring-uringan. Tak hentinya ia mengomel dari tadi pagi. Yang cucian tidak ada habisnya, kamar anak-anak b...