Sabtu, 12 Februari 2022

aku dan mertua

Mertua adalah kata yang memiliki banyak cerita. Dimana setiap menantu memiliki versinya masing-masing. Tidak berbeda denganku, mungkin banyak yang mempunyai mertua yang sama sepertiku. 

Aku lebih suka memanggilnya dengan mama jika ada yang menanyakan kabarnya atau menantikan aku bercerita tentangnya. Tak ada kata mertuaku, melainkan mamaku. Yach...karena beliau begitu menyayangiku seperti mamaku sendiri.

Mama mertua memperlakukanku seperti anak kandungnya sendiri. Aku bahkan terkadang lupa bahwa dia adalah mertuaku. Meski tak ku pungkiri ada kalanya aku merasa tidak nyaman. Akan tetapi itu hanya seujung jari saja. Ya, jika digambarkan dengan seluruh anggota badan maka hanya seujung jari itu aku merasa tidak nyaman, sedangkan semua bagian tubuh lainnya merasakan nyaman bahkan sangat nyaman.

Begitu pula dengan bapak mertua. Hanya ada sedikit perbedaan, karena kami jarang berkomunikasi, itu disebabkan karena bapak memang jarang bicara, jadi kami cukup ngobrol seperlunya saja. 

Mereka adalah orang tua keduaku. Keluh kesah kusampaikan kepada mereka. Aku bersama mereka sejak awal menikah hingga kini sudah hampir 13 tahun pernikahanku. Suka duka tentunya sudah kulalui bersama mereka.

Kata terimakasih tak akan cukup untuk menyatakan betapa bersyukurnya aku memiliki mereka. Dukungan selalu mereka berikan. Apalagi pada pekerjaan ku. Ya, meski aku harus meninggalkan anak-anak ku pada mereka, memberikan beban kepada mereka, tetapi tak ada keluhan yang mereka sampaikan. 

Mereka sangat menyayangi cucu-cucunya. Pekerjaan ku sebagai guru membuatku mau tidak mau harus meminta bantuan bapak dan mama mertua untuk menjaga dan menemani mereka bermain. Disaat anak pertama ku masuk TK, mama mertua juga yang harus menungguinya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ibu sambung untuk anak-anakku

Kali ini apalagi yang membuat Iren uring-uringan. Tak hentinya ia mengomel dari tadi pagi. Yang cucian tidak ada habisnya, kamar anak-anak b...