Selasa, 25 Mei 2021
Membantu dikala senggang
Selasa, 18 Mei 2021
Tawa renyah diujung pesisir
Jam menandakan pukul 10.00 WIB. Dan kami masih setia menunggu salah satu guru dan ibu kepala sekolah. Tak lama berselang, merekapun datang. Setelahnya diputuskan untuk berjalan ke tepi jalan raya, sambil menunggu mobil yang akan membawa kami melaju kepesisir pantai Ayah. Ada dua mobil yang membawa rombongan kami. Karena jika hanya satu mobil, tidak akan muat menampung jumlah kami 12 orang.
Kami kepesisir pantai Ayah dalam rangka refresing. Tawa dan canda selalu hadir sepanjang perjalanan kami. Sesampainya disana kami memesan aneka seafood untuk makan siang. Tidak semua dari kami memesan masakan, tentunya si empunya hajatlah yang memesan. Si empunya hajat merayakan kebahagiaan nya karena dapat menikmati masa purna tugas dengan kondisi masih sehat dan juga baru saja memiliki cucu kembali dari putra bungsunya.
Sambil menunggu, kami bersantai ditepi pantai, disebuah warung kopi, menikmati keindahan alam pesisir pantai Ayah, sambil makan gorengan dan minum kopi. Angin sepoi-sepoi menambah kenikmatan suasana dipesisir pantai Ayah. Tak terasa waktu semakin siang. Kami melanjutkan kegiatan dengan berfoto Selfi disekitar dermaga. Tentunya dengan polah dan tingkah yang membuat kami tertawa terbahak-bahak. Dari gaya jongkok, melompat, seolah menarik benda, dan mendorong. Tanpa mereka sadari, saya mengabadikan video canda tawa mereka. Setelah beberapa saat kubagikan moment itu digrup WA, merekapun kembali tertawa karena ulah mereka yang lucu terekam dalam video tersebut. Ini akan menjadi kenangan terakhir yang indah bagi si empunya hajat.
Minggu, 09 Mei 2021
Menulis Buku Bersama Ekoji Akademi
- Subscribe Ekoji Channel dan browsing video-video yang ada di dalamnya. Kemudian pilih tema atau judul yang paling menarik perhatian.
- Setelah mendapatkan tema yang menarik, kemudian konsultasikan pada bu Aam untuk memastikan apakah ada buku dengan tema atau judul yang sama di masa lalu
- setelah memastikan judul, dengarkan kembali video Ekoji untuk mendapatkan butir-butir utama pembahasannya.
- Buatlah daftar isi, yang terdiri dari 6 bagian, masing-masing menceritakan mengenai: What, Why, Where, When, Who dan How.
Jumat, 07 Mei 2021
Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Sebagian orang bermimpi untuk sukses,
sedangkan sebagian lainnya bangun di pagi hari dan mewujudkannya.
- Wayne Huizenga
Sebuah mimpi sah-sah saja jika dimiliki oleh seseorang. karena dengan bermimpi kita memiliki gairah hidup. Seorang penulis tentunya bermimpi untuk menciptakan sebuah buku karya pribadi. Sebuah buku akan tercipta jika sudah melalui proses penyuntingan terlebih dahulu, atau yang lebih sering dikenal dengan kata Proofreading.
Narasumber kita kali ini akan mengulas tentang "Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan". Siapakah beliau?
BIODATA SINGKAT
Nama lengkap : Susanto, S.Pd.
Nama Komunitas : Pak D
Tempat, tanggal lahir : Gombong Kebumen, 29 Juni 1971
Jenis kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Guru Kelas SDN Mardiharjo, Kab. Musi Rawas, Prov. Sumatera Selatan
Pendidikan terakhir : S1 PGSD
Alamat lengkap : Jalan Pesantren Dusun 2 Desa D. Tegalrejo, Kec. Tugumulyo, Kab. Musi Rawas, Sumatera Selatan
Nomor HP/WA : 081373353014
Alamat blog pribadi : www.blogsusanto.com
Akun media sosial :
a. Facebook: https://www.facebook.com/Susantomusirawas/
b. Twitter: @antok_eni
c. Instagram: @susanto_eni/
Untuk moderator hari ini adalah ibu Rita Wati.
Berikut adalah penjelasan Pak D tentang Proofreading.
Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan.
Mengedit dan mengoreksi adalah langkah berbeda dalam proses merevisi teks. Pengeditan dapat melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, tetapi proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi.
Menurut "penerbitdeepublish" ada beberap langkah dalam melakukan pengeditan dan proofreading.
1. Pengeditan Konten
Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian.
2. Pengeditan Baris
Merevisi penggunaan bahasa untuk mengomunikasikan cerita, ide, atau argumen seefektif mungkin. Ini mungkin melibatkan perubahan kata, frasa dan kalimat serta penyusunan ulang paragraf untuk meningkatkan aliran teks.
3. Menyalin Pengeditan
Memoles kalimat individual untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Salinan dari editor tidak mengubah konten teks, tetapi jika kalimat atau paragraf ambigu atau canggung, mereka dapat bekerja dengan penulis untuk memperbaikinya.
4. Proofreading
Yang keempat adalah Proofreading:
1. Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya
penerbit
2. Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI
3. Konsistensi nama dan ketentuan
4. Perhatikan judul bab dan penomorannya
Rabu, 21 April 2021
Merangkai Mahkota Dari Tulisan
Dipagi
yang cerah ini, saya memulai hari dengan gembira, ceria sesuai dengan pakaian
saya yang berwarna pink, karena hari ini saya memakai kebaya sebagai tanda
memperingati hari Kartini. Dan bersamaan dengan itu saya juga mendapat tugas
untuk mengikuti Santiaji pengawas Ujian Sekolah. Kegiatan berlangsung sampai
siang. Sehingga membuat saya terlambat mengikuti kegiatan belajar menulis siang
ini. Meski begitu saya tetap menyimak walau disaat-saat terakhir sesi
penyampaian materi.
Materi
siang ini bertema "Buku Mahkota Penulis, Buku Muara Tulisan."
Narasumbernya
adalah Pak H. Thamrin Dahlan, M.Si. Dengan Bu Ditta Widya Utami sebagai
moderator.
Curiculum
Vitae
H.
Thamrin Dahlan M.Si. Alumni Pasca Sarjana UI. Lahir di Tempino Jambi 7 Juli 1952. Purnawirawan
Polri terakhir bertugas sebagai Direktur Pasca Rehabilitasi BNN, Pangkat Kombes
Pol. Pekerjaan : Dosen dan Penulis serta Pendiri Penerbit Yayasan Pusaka
Thamrin Dahlan (YPTD). Tinggal di Kelurahan Dukuh Kramatjati Jakarta Timur. Aktif
menulis sejak 2010 telah menerbitkan 37 Judul Buku. Saat ini Fokus membantu
para penulis menerbitkan buku ber ISBN tanpa biaya. YPTD telah menerbitkan 210
Judul Buku.
Website:
terbitkanbukugratis.id
Email:
thamrindahlan@gmail.com
WA
: 08159932527
WAG
: Terbitkan Buku Gratis(media komunikasi, informasi dan edukasi literasi YPTD)
Motto Menulis : Penasehat
Penakawan Penasaran
Berikut
adalah link profil beliau di Kompasiana :
https://www.kompasiana.com/thamrindahlan
Dalam
paparan beliau Bapak H. Tamrin Dahlan
Tulisan
itu bagaikan air yang mengalir, tetes demi tetes ya mengalir bergabung menuju sebuah
muara yaitu lautan. Buku sejatinya berasal dari tulisan-tulisan yang
berserakan, dikumpulkan menjadi satu. Ibaratnya Al-Qur’an yang berawal dari
mushaf kemudian terkumpul menjadi kitab Al-Qur’an.
Kita
semua mempunyai buku. Bisa berupa Raport yang dituliskan oleh guru, Skripsi,
Tesis dan Disertasi diterbitkan setelah melalui proses panjang penelitian,
pembimbingan dan kemudian di uji hadapan Sidang Majelis Kehormatan Para Guru
Besar Universitas.
Jelas
sekarang nama kita sudah ada disampul depan buku ilmiah. Tersimpan abadi di
perpustakaan kampus. Menjadi kebanggaan dan bukti tak terbantahkan bahwa anda
berhak menyandang gelar kesarjanaan secara legal. Pengakuan formal seorang
akademisi sebagai pemenuhan kewajibkan memiliki buku. Satu saja yang belum
terlekat di cover belakang buku yaitu ISBN (international standard book number)
Beliau
Bapak H. Tamrin Dahlan mengisahkan tentang bagaimana beliau terjun didunia
tulis menulis.
Buku
Pribadi
“Semua
berangkat dari motivasi ingin meninggalkan sesuatu nan abadi di muka bumi. Kata
seorang teman secara berseloroh janganlah pulak nama awak hanya tertulis di
Buku Yasin dan Batu Nissan.”
“Buku
adalah keabadian nan memiliki masa berlaku (expired date un limited) tak
terhingga bahkan sampai hari kiamat. Oleh karena itu setelah ketika mamasuki
usia pensiun tahun 2010 timbul persoalan baru bagaimana mengisi waktu luang
yang begitu lapang dan panjang. Bersebab waktu luang yang tak habis kerena
memberikan kuliah saya dianjurkan oleh keluarga untuk menulis dari pada
termenung menung.”
“19
Agustus 2010 mulai menulis di media sosial kompasiana.com. Terbata bata,
berkeringat, resah gelisah, kuatir. Apakah awak pantas menjadi penulis di media
besar berpenghuni hebat. Alah bisa karena biasa. Bukan lagi memaksa diri tetapi
total tertantang. Kenapa tidak bisa mengikuti jejak Ibunda Hajjah Kamsiah binti
Sutan Mahmud (Almarhumah). Seorang keturunan Minangkabau yang diberkahi talenta
mahir menulis.”
“Motto
penasehat, penakawan dan penasaran, diniatkan menulis berbagi kebaikan. Ssaya
merasakan masuk ke dunia baru yang sangat meng asyiek kan. Disinilah inspirasi
dan aspirasi serta angan-angan di pentaskan baik dalam bentuk reportase, opini
dan fiksi. 3 Jenis tulisan ini mengalir baik air bah sampai sampai saya masuk
ke kategori addict (kecanduan menulis).”
Beliau pun berbagi kiat menulis yaitu berupa jargon “Sekali duduk jadi.”
- Upayakan tidak meniggalkan tulisan
- Hiraukan kesalahan ketik
- Ketika blank. Tinggalkan paragraf, masuk ke paragraf baruB
- Baca berulang ulang pada proses editing
- Sebagai pemula cukup 5 ParagrafS
- SegeraPosting tulisan di media sosial.
Menulis
Pendek Pendek
a. Upayakan
maksimal 9 kata dalam satu kalimat
b. Bahasa
bicara/seperti bertutur kata
c. Mudah
dimengerti/ pahami
d. Runtut
tidak menjelimet
Sesungguhnya tulisan itu memenuhi kaedah sebuah artikel
ketika mencapai 7 paragraf. Jangan pernah meninggalkan tulisan, sudah bisa
dipastikan tulisan itu tidak akan pernah tuntas. Duduklah, paksakan diri
tulisan wajib selesai tak peduli salah ketik (ada proses edit). Nanti saja
bicara kualitas karena indikator bagus tidaknya tulisan sangat subjektif dan
variatif.
Melalui metode sekali duduk jadi, lambat laun proses
menghasilkan sebuah tulisan seiring berjalan waktu kini hanya membutuhkan waktu
kurang dari 40 menit. Kita menulis puisi hanya memerlukan 10 menit asalkan
suasana hati sedang mood dan terkait dengan situasi kekinian yang terjadi
menyangkut ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya hankam
(ipoleksosbudhankam) dalam atau luar negeri.
Ketika menulis reportase taati kaedah 5 W 1 H. (what, where, when,
why, who and how). Sebagai bukti liputan original asli tampilkan pula foto
selfie bersama teman/keluarga. Misalnya anda sedang wisata di Borobudur, Menara
Eiffel atau Ibadah Umroh Masjidil Haram. Bisa juga memposting laporan setelah
mengikuti satu event webinar.
Saat menulis pertahankan objektivas, hindari hoax dan selalu
memihak kepada kebenaran. Saat menulis opini
sertakan solusi, berupa saran pendapat membangun untuk mengurai
permasalahan yang sedang dibahas.
3
Rahasia Menulis dari beliau:
Pertama : Ternyata setiap tulisan itu memiliki Roh. Roh dalam artian tulisan itu hidup dengan syarat karya di tulis kemudian siarkan ke media sosial. Tulisan anda dibaca apalagi diberi komentar (terlepas tanggapan baik atau mencemooh) maka anda sudah berhasil menjadi penulis non buku harian.
Kedua : Buya Hamka meninggalkan pesan bermakna Biarlah tulisan mu itu membela dirinya sendiri, biarlah bukumu itu mengikuti takdirnya.
Ketiga : berupa surprise tak terduga mendapat kesempatan dijamu makan siang di Istana Merdeka. Tak terduga juga bisa berpidato di hadapan Presiden Jokowi.
Buku
Muara Tulisan
Ketika
tulisan beliau sudah mencapai 500 artikel dengan segala suka duka mendapat
aspirasi dan cemoohan kemudian terpikir kenapa tulisan nan terserak itu tidak dijilid.
Istilah kumpulan tulisan dijilid resmi ber ISBN bolehlah berbangga di sebut
kitab atawa buku. Tahun 2012 terbitlah buku perdana berjudul Bukan Orang
Terkenal.
Saking
besarnya keinginan memiliki nama disampul buku seperti juga Buya Hamka (guru
Imajiner) saya menerbitkan buku berbayar di satu penerbit Jogyakarta. Apalah
awak ini mana pula ada penerbit major bersedia menerbitkan buku seorang penulis
amatir belum punya “nama”. Judul buku pertama itu sebenarnya bentuk unjuk rasa
yang ditujukan kepada diri sendiri.
Bersebab
tulisan nan terserak semakin banyak maka proses menerbitkan buku semakin mudah.
Ibarat menjilid makalah tak terasa jumlah buku tahun 2019 mencapai 20 kitab.
Uni Husna Bundo Kanduang menganjurkan menerbitkan buku sendiri. Terbentuklah
Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) 19 Juli 2019. Visi misi fokus dibidang
pendidikan dan sosial kemasyarakatan. Fokus membantu menerbitkan buku para
penulis ber ISBN tanpa biaya alias gratis.
Penggiat
Literasi
Keberadaan
YPTD memberikan kemudahan menerbitkan buku. Ferbuari 2021 tertera nama Thamrin
Dahlan di 37 sampul buku. Bersama teman teman penulis bergiat Literasi sampai
Maret 2021 berhasil diterbitkan 210 judul buku ber ISBN Media Komunikasi,
Informasi dan Edukasi para penulis di website YPTD terbitkanbukugratis.id .
Diskusi Literasi di WAG Terbitkan Buku Gratis.
Program
Bedah Buku setiap malam Selama 2 pekan
sekali telah terselenggara 10 episode. Inilah media mempromosikan buku terbitan
YPTD untuk para penulis senior maupun pemula. Secara psikologis ada kepuasan
bathin tak terhingga bisa berbagi di bidang literasi.
Mengumpulkan
tulisan nan terserak bermuara menjadi Buku. Selamatkan tulisan tulisan itu
biarlah mereka berhimpun didalam sebah kitab karena keabadian akan melekat pada
dirinya. Buku adalah suatu prestasi penulis. Sebagai tanggung jawab Penerbit
YPTD berkewajiban menyerahkan setiap judul buku di Perpustakaan Nasional.
Yayasan
Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) komitmen membantu para penulis menerbitkan Buku
Perdana ber ISBN tanpa biaya. Prosedur sangat sederhana dalam waktu 14 hari
buku Terbit.
Ada
3 program YPTD.
- Penulis telah memiliki Naskah buku.
- Penulis aktif posting tulisan di website YPTD terbitkanbukugratis.id setelah terkumpul 40 artikel maka buku akan diterbitkan.
- Menerbitkan buku ontologi berupa kumpulan tulisan yang di posting dalam 1 bulan.
Ibu sambung untuk anak-anakku
Kali ini apalagi yang membuat Iren uring-uringan. Tak hentinya ia mengomel dari tadi pagi. Yang cucian tidak ada habisnya, kamar anak-anak b...
-
Sebagian orang bermimpi untuk sukses, sedangkan sebagian lainnya bangun di pagi hari dan mewujudkannya. - Wayne Hu...
-
Kita Lulus Bersama Oleh: Zikria Desi Anggraini Tantangan datang bersama Keduanya diwaktu yang sama PPG dan PPPK seiring seiram...
-
ALHAMDULILLAH Oleh: Zikria Desi Anggraini kupandang terus gerakanmu dari pagi hingga kini tanpa rasa jemu meski hanya sedikit tak ingin m...